Kamis, 29 September 2011

Batu Terapung Peninggalan Nabi Muhammad saw


Batu Terapung Peninggalan Nabi Muhammad saw


Riwayat Isra' Mi'raj dalam Kisah Para Nabi disinggung sebagai "hajar" tempat berpijak Nabi Muhammad saw ketika Mi'raj kelangit ingin ikut bersama Nabi Muhammad saw benar-benar ada. Sebagai mu'jizat, Nabi melarang batu itu ikut dan memerintahkan batu tersebut kembali ketempat asalnya semula. Ada yang
mengatakan riwayat ini termasuk dho'if (lemah).

Batu yang dimaksud masih ada sampai sekarang, tepatnya terletak di bawah Qubbah Sakhra (disebut Mesjid Umar Ibn Khattab, karena Umar bin Khattablah
yang semula membangunnya), bukan terletak di dalam Mesjid Al-Aqsha. Antara Masjid Umar dan Masjid Aqsha dibatasi oleh lapangan luas.

Penulis pribadi alhamdulillah sudah berkesempatan dengan izin Allah berkunjung beberapa kali ke Baitul Maqdis (Jerusalem) dan shalat di sana,
terakhir tahun 2001 dari Damaskus. Kunjungan saya pertama ketika bersama-sama dengan pasukan PBB Garuda VIII tahun 1975, dilanjutkan
kunjungan berikutnya ketika bertugas sebagai wartawan LKBN Antara untuk Cairo dan Timur Tengah. Kunjungan penulis ikut bersama rombongan Presiden
Anwar Sadat (1977) dalam kunjungan spektakuler bersejarah missi perdamaian Anwar Sadat setelah perundingan Camp David tercapai dan menginap di King
Daud Hotel yang terkenal itu. Kunjungan ini bulan Nopember 1977 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, dimana rombongan Pres. Sadat shalat Idul Adha di
Masjid Al-Aqsha.

Dalam kunjungan-kunjungan itu, saya berusaha menyaksikan kebenaran "batu melayang" itu. Ternyata memang ada batu itu, dahulu konon memang terpisah
(melayang) tetapi sekarang tidak terputus seperti yang ditulis, tetapi masih menyambung dengan tanah dan sudah dibangun tangga untuk turun naik. Ketika
kita berada dibawah batu tersebut dapat melihat dengan jelas bahwa batu itu menyatu dengan tanah (sekarang), hanya terangkat dari tanah lebih kurang 2
meter sehingga kita dapat berdiri dibawahnya. Konon, batu inilah yang diperintahkan Rasulullah untuk tidak ikut mi'raj bersamanya dan tetap berada
di tempatnya. Ketika ditanyakan kepada penjaganya dijawab memang benar.

Riwayat ini kami terima turun temurun sebagai penjaga Masjidil Aqsha.
Adapun dalam foto terlihat bahwa batu seperti terlepas/terpisah, kemungkinan adalah tipuan kamera belaka atau foto itu diambil dari posisi sambungan
antara batu dan tanah cuacanya gelap atau sengaja dikaburkan. Pemerintah Israel (Yahudi) tidak pernah melarang untuk melihat batu tersebut. Apabila
anda berkesempatan berziarah ke Baitul Maqdis dan shalat di Masjid Suci Ketiga itu, silakan melihat sendiri keberadaan batu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar